Konsep dasar Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan atau waste dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk barang atau jasa agar memberikan nilai (customer value) kepada pelanggan (Vincent Gaspersz, 2007). Tujuan dari konsep Lean adalah melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous improvement) terhadap waste yang terjadi dengan tujuan customer value akan meningkat. APICS Dictionary (dalam Vincent Gaspersz, 2007) mendefinisikan bahwa Lean merupakan suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada minimasi penggunaan sumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai macam aktifitas perusahaan. Dalam Lean kita akan memfokuskan diri pada identifikasi dan eliminasi aktifitas yang dirasa tidak perlu (non-value adding activity) dalam keseluruhan sistem yang ada di perusahaan tersebut sehingga aliran proses akan menjadi efektif, efisien dan produktifitas akan meningkat.
Lean six sigma merupakan konsep tentang sistem bisnis yang pertama kali dikembangkan di Amerika. Lean six sigma merupakan kombinasi dari konsep six sigma yang diterapkan oleh Motorolla dengan konsep Lean yang diterapkan dalam sistem produksi Toyota. Konsep Lean six sigma hingga saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan yang mulai mengimplementasikan pendekatan ini sebagai salah satu strategi bisnis yang dirasa mampu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam perusahaan tersebut.
Pendekatan Lean bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste elimination), memperlancar aliran material, produk dan informasi serta peningkatan terus-menerus (continous improvement) disepanjang value stream. Dengan pendekatan Lean kita akan dapat mendeskripsikan aktifitas yang termasuk value added activity ataupun non value added activity. Dengan deskripsi tersebut kita akan dapat menghilangkan aktivitas yang dirasa tidak perlu dan tidak memberi nilai tambah (non value added activity) serta membuat aktifitas yang penting (value added) mengalir secara lancar disepanjang value stream.
Tujuan dari konsep six sigma adalah peningkatan kapabilitas proses, reduksi variansi (variation reduction), pengendalian proses dan peningkatan secara terus menerus (continous improvement) untuk mencapai kualitas yang baik dan mencapai zero defect disepanjang value stream. Six sigma dapat dijadikan sebagai ukuran target kinerja suatu industri manufaktur ataupun jasa. Six sigma juga dapat dianggap sebagai suatu strategi yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan peningkatan secara dramatik di tingkat bawah dan juga sebagai pengendalian proses yang fokus terhadap pelanggan dan memperhatikan kemampuan proses yang ada. Adapun elemen penting dalam six sigma antara lain :
a) Memproduksi hanya 3,4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi (3,4 Defects Per Million Oportunities).
b) Alternatif peningkatan proses untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma (six sigma).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar